Home - warta - Ada Sekolah Pilot di Bali

Satu lagi sekolah pilot beroperasi di Indonesia. Namanya Bali International Flight Academy ( BIFA ). Dari namanya, tersurat bahwa tempat berdiri dan beroperasi sekolah ini adalah di pulau Bali, tepatnya di Kompleks Lapangan Terbang Letkol Wisnu, Buleleng-Bali.

Chief Executive Officer BIFA, Wiradharma Oka mengatakan bahwa BIFA telah mendapatkan sertifikasi AOC 141 dari Dirjen Perhubungan Udara sejak awal bulan Januari 2009 lalu. “Kita juga sudah mengantongi ijin dari Departemen Pendidikan Nasional,” ujar Oka yang juga mantan Direktur Garuda Indonesia itu.

Menurut Oka, BIFA sudah beroperasi sekitar dua minggu yang lalu dan sekarang sedang mendidik 21 siswa terdiri dari siswa dalam negeri dan luar negeri. Seperti sekolah pilot lainnya di Indonesia, pendidikan di BIFA juga meliputi pendidikan Private Pilot Licence (PPL) dan Comercial Pilot Licence (CPL). Pendidikan CPL rencananya akan memiliki durasi 14-16 minggu, sedangkan CPL durasinya 46-48 minggu.

Untuk pendidikan terbang pilotnya, BIFA menggunakan lima pesawat Cessna 172 yang sudah dimodifikasi sehingga mampu menggunakan bahan bakar setingkat pertamax super.

Saat Angkasa mengikuti pemaparan singkat profil BIFA hari ini (11/3) di Jakarta, terlihat pendidikan yang ditawarkan serba spesial bahkan bisa dibilang mewah. Para siswa, misalnya, diberi asrama layaknya hotel yang dilengkapi fasilitas wireless internet.

Namun demikian, biaya yang dikenakan juga terbilang mahal untuk ukuran sekolah pilot di Indonesia. Untuk biaya registrasi PPL mencapai 17.000 dolar AS dan CPL mencapai 34.000 dolar AS. Biaya itu masih harus ditambah biaya akomodasi 4.000 dolar AS dan asuransi kesehatan selama 12 bulan sebesar 550 dolar AS. Biaya operasional lain adalah akomodasi perbulan 400 dolar AS, latihan terbang per jam 300 dolar AS, ground training package (PPL/ CPL) masing-masing 5000 dolar AS dan pemakaian simulator 100 dolar AS perjam. Jika ditotal dengan memakai kurs Rp 12.000 per satu dolar AS, jumlah keseluruhan biaya pendidikannya hampir mencapai satu milyar rupiah.

Sayangnya pihak BIFA tidak memberikan pilihan lain dalam soal pembayaran, selain harus membayar cash. Walau demikian Oka berjanji pada tahun-tahun mendatang akan mengusahakan beasiswa. ( gatot r – angkasa )


Tags: warta