Home - warta - MENHUB MINTA GARUDA KAJI KEMBALI PENUTUPAN RUTE DARWIN

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal meminta Garuda Indonesia mengkaji kembali penutupan sementara penerbangannya menuju Darwin, Australia. Ia menyayangkan rute yang sudah lama dibuka ini ditutup karena alasan penurunan load factor atau tingkat isian penumpang.

"Soal load factor yang rendah bisa dicari jalan keluarnya," kata menhub Jusman, di Jakarta, Jumat (24/4). ”Penghematan boleh, tapi kalau bisa jangan menutup rute,” imbuhnya.

Menurut Menhub, Garuda bisa menyelesaikan persoalan penurunan tingkat isian tersebut dengan mengurangi jumlah frekuensi terbang ke Darwin. Cara lainnya adalah bisa dengan menerapkan kerjasama aliansi strategis (code share) dengan maskapai lain.



Terlebih di sisi lain, sambung Menhub, Pemerintah Negara Bagian Northern Territory, Australia, itu telah menawarkan special treatment berupa dukungan pendanaan agar Garuda tetap menerbangi rute Denpasar-Darwin.

Namun, Menhub tidak akan memaksa Garuda membatalkan keputusannya. Bila Garuda tetap ngotot menghentikan penerbangannya tersebut, Departemen Perhubungan akan menawarkan maskapai nasional lain yang bersedia mengisi agar rute tersebut tetap ada. "Misalnya bisa kami tawarkan ke Mandala Airlines atau Lion Air," ujar Menhub.

Sebelumnya, Direktur Niaga Garuda Indonesia Agus Priyanto menyatakan, penutupan sementara rute Darwin bukan cuma akibat penurunan tingkat isian atau rugi. Namun, untuk mendukung pertumbuhan perseroan, Garuda harus mengalihkan pesawat tersebut ke rute yang lebih potensial dan menguntungkan. "Kami harus menjaga suistainable growth," kata Agus.

Selain itu, pemfokusan terbang di rute-rute potensial bertujuan sebagai persiapan menyambut ASEAN Open Sky (liberalisasi penerbangan di negara-negara Asia Tenggara) tahun 2012. "Agar tidak kalah bersaing, kami harus berani memotong rute-rute rugi," ujarnya.

Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar menambahkan, penurunan tingkat isian yang mencapai 40 persen pada rute Darwin disebabkan krisis ekonomi global. "Bahkan, sebelumnya maskapai Qantas dan Royal Brunei sudah menutup rute penerbangan ke Darwin," kata Emirsyah.

Penutupan sementara rute ke Darwin tersebut telah dilakukan Garuda sejak tanggal 22 April lalu. Manajemen maskapai pelat merah ini beralasan, jumlah penumpang untuk rute penerbangan ke Darwin yang telah dilayani selama 30 tahun ini terus merosot dalam beberapa bulan terakhir hingga 40 persen dari kursi yang tersedia. (DIP).

Sumber Dephub

Tags: warta